Love, Marriage & Companion
MEMILIH PASANGAN HIDUP
Tuhan menciptakan manusia dan memberinya kehendak bebas termasuk dalam memilih pasangan hidup. Tuhan juga menciptakan manusia dengan kemampuan untuk merasa dan berpikir dengan baik. Dengan kemampuan untuk merasa dan berpikir inilah seharusnya manusia memilih seseorang untuk menjadi pendamping hidupnya. Dalam proses pemilihan tersebut, Alkitab memberikan beberapa pedoman penting:
Jangan memilih seorang yang bukan Kristen sebagai pasangan hidup.
Rasul Paulus menyatakannya secara tegas dalam 2Korintus 6:14-15,
"Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?"
Hal ini sangat penting untuk diperhatikan, oleh karena menyangkut satu hal yang sangat mendasar, yaitu dasar dan pandangan hidup. Perbedaan dasar dan pandangan hidup akan mempersulit proses komunikasi dan penerimaan satu dengan yang lain.Pertimbangkanlah kesesuaian (compatibilities) antara diri Anda dan pasangan Anda.
Allah menghendaki setiap orang Kristen mendapatkan pasangan yang seimbang dan sesuai di dalam kehidupannya. Kejadian 2:20,
"Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung- burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia."
Kesesuaian adalah kunci untuk sebuah hubungan yang kuat. Kesesuaian tidak berarti sama persis, tetapi kesesuaian berarti berbeda tetapi bisa saling melengkapi dan menerima. Kesesuaian ini meliputi bidang-bidang: kerohanian, kemampuan rasio, dan kematangan sikap hidup. Semakin sedikit kesesuaian yang ada, semakin sulit untuk membangun relasi yang kuat dan mantap. Oleh karena itu, sebelum hubungan bergerak terlalu jauh, perhatikanlah masalah kesesuaian ini. Ingatlah, pernikahan hanyalah pengalaman sekali seumur hidup.Pertimbangkanlah karakternya.
Dalam kisah Eliezer menemukan Ribka, Eliezer meminta Tuhan untuk menunjukkan kepadanya seorang wanita yang tindakannya menunjukkan kerendahan hati, ketaatan, dan sikap melayani (Kejadian 24:13-14). Martin De Haan memberikan beberapa kualitas karakter yang penting bagi orang Kristen yang akan memasuki pernikahan pada masa kini:
- Kesediaan untuk melayani, kerendahan hati (Yohanes 13:1-7, Roma 12:16).
- Kemurnian dalam hal seksual (Roma 13:13-14, Ibrani 13:4).
- Prioritas yang benar dalam hidup (Pengkhotbah 2:1-11).
- Komitmen untuk bergereja dan melayani (Ibrani 10:24-25).
- Sikap mengasihi (Yohanes 13:35).
- Penguasaan diri (Amsal 23:20-21).
- Tanggung jawab (1Timotius 5:8).
Tentunya daftar ini tidak seharusnya menjadikan kita mencari orang yang sempurna. Tidak ada orang yang sempurna, tetapi kesediaan untuk terus belajar dan bertumbuh dalam karakter-karakter di atas sangatlah penting.
Beberapa tips yang berguna
Dari kisah Eliezer menemukan Ribka bagi Ishak, terdapat beberapa tips yang berguna dalam proses menemukan pasangan hidup yang cocok. Perhatikanlah beberapa tips sederhana berikut ini:
- Carilah di tempat yang tepat.
Eliezer tidak mencari pasangan bagi Ishak di kampung orang Kanaan. Ia mencari pasangan bagi Ishak di tempat di mana orang- orang juga menyembah Tuhan yang benar. Demikian juga bagi kita sekarang. Temukanlah calon pasangan hidup kita, di tempat yang tepat. - Minta pertolongan Tuhan.
Eliezer berdoa dan memohon pimpinan Tuhan (Kejadian 24:12). Demikianlah juga hendaknya yang kita lakukan. Dengan berdoa berarti kita mengakui keterbatasan yang ada, dan sekaligus mengakui keutamaan Tuhan di dalam kehidupan kita. - Jangan mendasarkan keputusan semata-mata mengikuti satu "tanda".
Meskipun kita menyakini "tanda" itu berasal dari Allah; tetap pergunakanlah akal sehat. Eliezer terus menerus mengamati dan menilai Ribka, walaupun ia sudah mendapati bahwa "tanda" yang dimintanya telah terpenuhi (Keluaran 24:21). - Meminta pertimbangan orang lain.
Ribka pun sebelum ia akhirnya bersedia mengikuti Eliezar, terlebih dahulu mendengarkan pendapat dari keluarganya (Keluaran 24:51, 58-61). Satu hal yang perlu diingat dalam masa pencarian pasangan hidup: "True love takes time".
Selamat mencari bersama dengan Tuhan!
http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/057/
Apa Aku Kata:Terkadang penulis trauma melihat pengalaman rakan-rakan yang sudah bernikah, baik pada usia matang mahupun pada usia yang sangat muda. Pengalaman paling mengerikan bagi penulis adalah hubungan yang tidak berkembang menuju kematangan, malah ada juga semakin memburuk dengan pertelingkahan mahupun perceraian. Kerap juga penulis mendengar keluh-kesah pasangan-pasangan muda yang menyesali akan keputusan mereka untuk menamatkan status bujang pada usia yang muda dan akhirnya mereka tertekan kerana tanggungjawab yang mereka harus pikul terlalu berat untuk mereka Akhirnya, 'api' yang membara membawa kepada perselingkuhan mahupun perpisahan yang mengecewakan. Semua perkara-perkara tersebut membuatkan penulis takut untuk membuat komitmen tersebut dan takut mengecewakan pasangan hidup.
Namun, penulis ditegur dengan khotbah yang disampaikan oleh Ibu Pendeta Indri Gautama. Beliau berkata, "Aku dulu cukup cemas bila memikirkan soal jodoh. Pernah orang bertanya, "kau tidak takut jika usia tua mu tiada orang menjaga?" Bagi seorang wanita, inilah usia paling layak untuk memikirkan soal jodoh (30an). Sebenarnya, di dalam Alkitab bercinta sebelum pernikahan itu salah. Sedangkan Adam dan Hawa sendiri tidak pernah bercinta. Kejadian Hawa itu sendiri datang daripada tulang rusuk Adam sewaktu dia masih tidur. Adam tidak pernah berdoa untuk mendapatkan pasangan hidup yang bagaimana mahupun meletakan syarat-syarat untuk wanita idamannya. Malah wanita yang menjadi pasangannya disiapkan sewaktu dia tidur. Persamaan fizik mahupun luaran itu tidak penting tetapi persamaan roh itulah penting agar saling mendukung dan memperlengkapi. Percayalah yang terbaik itu sedang Tuhan siapkan. Segala sesuatu itu punya waktuNYA."
Pernikahan ataupun perkahwinan itu adalah anugerah yang tidak ternilai yang harus kita jaga dan lindungi. Pernikahan menuntut pengorbanan kedua belah pihak. Sesungguhnya, mencari pasangan yang ideal mengikut kaca mata Tuhan itu sangat memerlukan kesabaran dan tembakan yang tepat.